Olah Pikir

Heboh! Psikolog Ungkap Alasan Mengapa Ibu Sering Marah-marah saat Dilarang Berlibur

Gaya Hidup: Psikolog Membahas Ibu Marah-marah saat Dilarang Berlibur

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat mengobrol dengan seorang psikolog tentang perilaku marah-marah seorang ibu ketika anaknya melarangnya untuk berlibur. Psikolog tersebut memberikan pandangannya tentang kondisi psikologis seorang ibu dan memberikan insight menarik tentang bagaimana seorang ibu bisa bereaksi dengan marah saat dilarang untuk berlibur.

Ini adalah hal yang cukup menarik untuk dibahas karena dalam masyarakat kita, seringkali pengorbanan seorang ibu dalam membesarkan anaknya dianggap sebagai hal yang wajar tanpa mempertimbangkan keinginan dan kebutuhan pribadi ibu tersebut. Namun, dari sudut pandang psikolog, ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memahami mengapa seorang ibu bisa bereaksi dengan marah saat dilarang untuk berlibur.

Keinginan untuk Me-time

Menurut psikolog yang saya temui, keinginan seorang ibu untuk berlibur seringkali merupakan keinginan untuk mendapatkan waktu untuk dirinya sendiri atau yang sering disebut sebagai “me-time”. Seiring dengan tuntutan peran sebagai istri dan ibu, seringkali seorang ibu tidak memiliki waktu yang cukup untuk merawat dirinya sendiri. Oleh karena itu, saat ada kesempatan untuk berlibur, ibu akan melihatnya sebagai kesempatan untuk mendapatkan waktu untuk dirinya sendiri tanpa ada tuntutan dari keluarga atau pekerjaan rumah tangga.

Penumpukan Stres dan Kelelahan

Psikolog tersebut juga menyoroti tentang penumpukan stres dan kelelahan yang dialami oleh seorang ibu. Memikirkan segala kebutuhan keluarga, mengurus anak-anak, menjaga rumah tangga, dan mungkin juga memiliki pekerjaan di luar rumah tentu akan memberikan tekanan dan kelelahan yang luar biasa. Jika ibu tidak memiliki kesempatan untuk beristirahat atau melepaskan diri dari rutinitas sejenak, penumpukan stres dan kelelahan ini dapat menjadi pemicu untuk bereaksi dengan marah saat dilarang untuk berlibur.

Keseimbangan Emosi

Satu hal yang juga disoroti oleh psikolog tersebut adalah pentingnya keseimbangan emosi dalam diri seorang ibu. Seringkali, seorang ibu akan menekan emosinya demi menjaga kedamaian dan keharmonisan di dalam rumah tangga. Namun, jika tekanan terlalu besar dan tidak ada kesempatan untuk melepaskan emosi secara sehat, hal ini bisa menyebabkan reaksi marah yang tidak terkendali saat ada larangan atau halangan untuk berlibur.

Bagaimana Kita Dapat Membantu?

Sebagai anggota keluarga atau teman dekat, kita dapat memberikan dukungan dan pengertian kepada seorang ibu dalam hal ini. Kita bisa membantu ibu untuk mendapatkan waktu untuk dirinya sendiri, misalnya dengan mengambil alih tugas-tugas rumah tangga untuk sementara waktu, atau mengatur waktu liburan bersama sehingga juga memberikan kesempatan bagi ibu untuk beristirahat tanpa harus merasa bersalah.

Selain itu, kita juga bisa mendengarkan keluhan dan curahan hati dari seorang ibu dengan penuh pengertian tanpa menyalahkan atau mengecilkan perasaannya. Dengan memberikan ruang bagi seorang ibu untuk mengekspresikan dirinya secara sehat, kita dapat membantu dalam menjaga keseimbangan emosinya dan mencegah penumpukan stres yang berlebihan.

Kesimpulan

Psikolog tersebut memberikan pencerahan yang menarik tentang kondisi psikologis seorang ibu dan cara-cara kita dapat membantu dalam situasi ini. Sebagai anggota keluarga atau teman, kita memiliki peran yang penting dalam memberikan dukungan dan pengertian kepada seorang ibu dalam hal-hal seperti ini. Kita juga perlu memahami bahwa seorang ibu juga memiliki kebutuhan pribadi dan perlu mendapatkan waktu untuk dirinya sendiri agar dapat menjaga keseimbangan emosinya dan mencegah penumpukan stres yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan psikologisnya.