Jakarta, CNN Indonesia —
Sejumlah netizen merasa geram setelah foto truk versus komodo viral di media sosial. Sebagian besar dari mereka mempertanyakan bentuk tanggung jawab pengelola dan pemerintah Indonesia terhadap kelestarian alam.
Kemarahan netizen atas kondisi ini sendiri dilatari dengan perasaan yang begitu kuat dengan alam atau dikenal sebagai hipotesis biofilia.
Teori yang dibuat oleh E.O. Wilson dan Steven R. Kellert ini menyatakan bahwa manusia, dari zaman evolusi secara alami memiliki keterikatan khusus dengan alam. Hal itu juga dilatarbelakangi oleh fakta bahwa manusia zaman dahulu menghabiskan sebagian besar hidupnya di alam.
Sebagaimana dilansir Pyspost, cara orang membentuk ikatan dengan lanskap alam ini juga berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan psikologis.
“Secara umum, saya menemukan proses psikologis yang mendukung hubungan manusia dengan alam menarik, dan sangat penting dalam periode perubahan global yang meluas ini,” kata Adam C. Landon, ilmuwan di Departemen Sumber Daya Alam Minnesota dan asisten profesor di Universitas Minnesota.
Dia lanjut mengatakan, “Ada peningkatan perhatian yang diberikan pada peran alam dalam fungsi psikologis.”
Dia lanjut mengatakan, “Ada peningkatan perhatian yang diberikan pada peran alam dalam fungsi psikologis.”
Sementara, mengutip Pijar Psikologi, perasaan ini dialami manusia karena fungsi psikologis beradaptasi paling baik saat berada di alam. Kondisi ini umum dikenal dengan istilah nature relatedness.
Nature relatedness merupakan sebuah titik psikologis, di mana manusia memiliki perasaan keterikatan dan potensi untuk membangun interaksi dengan alam yang dapat berpengaruh terhadap kebahagiaan serta kesejahteraannya.
Sekalipun telah hidup di perkotaan, manusia akan mencari kenyamanannya ketika kembali ke alam. Bahkan untuk memenuhi hal tersebut, beberapa hal kerap dilakukan agar terus terhubung dengan alam.
Memperluas Jangkauan dan Mempertajam Indera
Ilustrasi. Sejak zaman dahulu kala, manusia memang memiliki keterikatan yang erat dengan alam. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
|
Tanpa disadari, keseharian manusia pun pada dasarnya memberikan perhatian lebih kepada alam melalui panca-indera.
Misalnya, dengan berhenti sejenak untuk sekadar menikmati angin yang berhembus, menikmati suasana hari seperti memandang langit biru, memperhatikan matahari saat terbit atau terbenam, atau sekadar memandang pepohonan yang berada di sekitar kantor atau rumah kita.
Di samping itu, hal ini juga membantu untuk tetap bisa merasa bahagia.
Mendatangi Beberapa Lokasi Alam Buatan
Taman, danau, kebun, atau hutan kota juga menjadi salah satu pilihan saat manusia mencari cara agar tetap bisa terkoneksi dengan alam secara langsung.
Memelihara Tanaman
Ilustrasi. Memelihara tanaman menjadi salah satu cara manusia untuk tetap mendekatkan diri dengan alam. (iStockphoto/Rut Fuentes Fernandez)
|
Salah satu yang mudah dan belakang menjadi tren yakni memelihara tanaman.
Memelihara tanaman di rumah atau bahkan di ruangan tempat beraktivitas sehari-hari juga membantu diri untuk tetap merasa terkoneksi dan dekat dengan alam.
Manfaatkan Gawai
Ilustrasi. Tak semata-mata pamer keindahan, berbagai foto yang menggambarkan lanskap alam juga menjadi cara yang dilakukan manusia untuk menenangkan diri. (Jordan Mcqueen via www.lifeofpix.com)
|
Cara lain, walaupun secara tidak langsung, kerap dipilih sebagai opsi menenangkan diri. Di antaranya yakni dengan memutar video tentang alam atau memanfaatkan gambar-gambar pemandangan hijau, langit yang biru, suasana pantai dengan pasir putih yang tersedia di internet.
Bahkan tak jarang yang kemudian menggunakannya sebagai hiasan atau wallpaper di ponsel.